Sekelumit kita telah memahami bahwa emosi negatif biasanya
adalah efek dari kejadian-kejadian negatif yang kita alami sepanjang hidup
kita. Mungkin kita saat ini sudah tidak menyadari akibat dari suatu kejadian
yang dulu pernah membangkitkan emosi tertentu pada kita, mungkin marah, sedih,
dukacita, tercampakkan, merasa dikhianati, putus asa, stres, dan sebagainya.
Itu semua jenis emosi negatif yang bisa memperparah kekacauan energi di
jaringan meridian tubuh kita, mengacaukan aliran energi kita, dan menyebabkan
ketidaknyamanan tertentu dalam tubuh kita.
Seiring waktu, mungkin kita bisa
“memendam” emosi negatif akibat kejadian itu, tetapi ketidakberesan dalam
sistem energi tubuh yang ditimbulkannya mungkin tetap bertahan ketika kita
tidak mengenali mekanisme untuk membebaskan diri dari kungkungan emosi
tersebut. Kita hanya melakukan “pelupaan” di tingkat pikiran sadar, tetapi
bawah sadar kita tidak benar-benar menyingkirkannya. Ia tetap ada di sana, di
tempatnya, dan kita memerlukan energi tersendiri yang kita gunakan untuk
membentengi emosi tersebut agar tidak muncul setiap saat. Anda mungkin pernah
mengalami betapa lunglainya kita ketika mencoba sekuat-kuatnya untuk menahan
amarah. Itu karena kita memerlukan energi ekstrabesar untuk meredam kemarahan
kita. Namun bahkan seseorang yang kelihatannya sangat penyabar pada suatu
ketika bisa tiba-tiba meledak tak tertahankan. Itu terjadi ketika di dalam
dirinya tak tersedia lagi energi yang mencukupi untuk membentengi
kemarahan.
Bobolnya benteng pertahanan ini bisa mengambil bentuk-bentuk
lain yang berbeda. Misalnya, emosi negatif berupa perasaan dikhianati kita
tiba-tiba menguat ketika kita menghadapi situasi tertentu yang memaksa bawah
sadar kita untuk memunculkan lagi emosi tersebut. Begitupun yang terjadi dengan
perasaan tercampakkan, atau perasaan tak dihargai, atau perasaan tak berguna
yang pada situasi nyaman bisa dilupakan, tetapi pada situasi tertentu bisa
muncul kembali oleh berbagai pemicu. Bentuk pemicu itu bisa apa saja. Anda
tahu, seseorang bisa menangis mendengarkan sebuah lagu tertentu. Seorang
mahasiswa gemetar dan berkeringat ketika melihat kampusnya. Jantung bisa
berdebar-debar melihat dua orang berpacaran dan bergandengan mesra.
Tanpa membereskan akar masalahnya, keadaan seperti itu akan
seringkali akan tetap tinggal selamanya. Bahkan ingatan terhadap peristiwa
tertentu yang menyakitkan sudah cukup untuk mengacaukan sistem energi tubuh
kita. Anda tahu, sistem energi tubuh kita merespons pikiran sama halnya dengan
kita menemui kejadian nyata. Ketika anda membayangkan adegan erotis misalnya,
kita akan terangsang. Ketika kita memikirkan kejadian memalukan, kulit muka
kita mungkin terasa mengencang atau bersemu merah. Dan ketika kita tak pernah
bisa melepaskan diri dari ingatan-ingatan buruk? Tubuh kita akan merespons ingatan-ingatan
tersebut dan itu tentu mempengaruhi performa, kebugaran, dan kesiapan kita
untuk menjalankan urusan-urusan kita sepanjang hari. Kabar baiknya, kita
sekarang memiliki prosedur ajaib bernama EFT, yang pada dasarnya merupakan
serangkaian langkah mudah dan simpel untuk mengembalikan kelancaraan aliran
energi, membereskan meridian di tubuh kita, dan membuat kita lebih objektif
melihat kejadian-kejadian tertentu yang pernah kita alami.
Sumber: Ebook EFT – By: AS. Laksana
0 komentar:
Posting Komentar